Monday, June 29, 2009

Imtiyaz dan kenakalannya...


Dalam bas bersama-sama Ummi ikuti rombongan muallimah SMI Al-Amin ke Cameron Highland


Berlagak manje...


Imtiyaz sudah makin lasak sekarang nih..dah kuat mengusik kakak-kakaknye...semalam je dah banyak kali Imtiyaz kacau along Itqan dan angah Ijlal tido...Imtiyaz tarik rambut suruh bangun, Imtiyaz panjat pinggang along, Imtiyaz cium-cium pipi angah...akhirnya, abi cempung Imtiyaz bawak tido kat bilik ummi...hari-hari di sekolah pasti hari-hari yang dilalui dalam rindu pada Imtiyaz...cepat besar ye sayang!

Thursday, June 25, 2009

Kematian yang Kunantikan...

Pernah dengar lagu Menanti Di Barzakh, dendangan kumpulan Far East? Pertama kali dengar lagu itu terasa hati bergetar...rasa menggigil seluruh badan mengenangkan bagaimanakah keadaanku ketika menghadapi alam barzakh kelak...Allah...Allah...Allah...adakah aku juga akan menjadi seperti subjek dalam lagu itu yang merayu-rayu minta dikembalikan semula ke dunia...Argh! terasa sungguh ralat...

Sepanjang 28 tahun menghirup udara di bumi Allah ini, tak tahulah amal ibadah yang manakah dapat menyelamatkan aku dari seksa kubur mahupun azab neraka...Allah...Allah...Allah...hanya rahmat Allah yang benar-benar dapat menyelamatkan diri yang lemah lagi jahil ini...entah segunung dosa yang pernah aku lakukan, aku sendiri tidak pasti...entahkan tiada satupun catatan amalanku yang diterima...juga aku kurang pasti...Allah...Allah...

Satu majlis pengkebumian yang paling aku ingati sampai kini ialah ketika ibu angkatku yang kupanggil Wa meninggal dunia...lebih tiga tahun lalu...berita kematian Wa aku terima ketika sedang berada di sekolah. terasa lemah segala sendi, aku tergamam tambah pilu...insan yang mengasuhku ketika kecil sudah diambil Allah...aku bergegas pulang ke Rembau dengan suami. Saat itu Ijlal masih lagi dalam kandungan....dari ketika jenazah dimandikan, dikapan, disolat dan disemadikan dalam lahat, aku ikuti meski hati direnggut seribu satu rasa yang sukar diungkap...saat mencium dahi Wa yang sejuk dingin, masih lagi terakam dalam mindaku...

Tiga malam tidurku tidak lena selepas menghadiri majlis tersebut...terjaga di tengah malam, berpeluh dingin, menggigil segenap tubuh...bukan sedikit air mata yang tumpah...bukan kerana takut tapi mengenangkan bagaimanakah keadaan Wa ditinggalkan sepi dalam kubur...kubur yang zulmat...namun, aku percaya Wa tenang dalam persemadian...aku cuba meletakkan diriku di tempat Wa...ditinggalkan bersendirian dalam liang lahat yang gelap, sunyi dan sempit......saat kaki anak-anak dan kerabat melangkah meninggalkan tanah perkuburan maka, Munkar dan Nakir pun tampil melontarkan persoalan demi persoalan...bersediakah aku menjawabnya? Allah...Allah...Allah...

Mungkinkah amalanku akan muncul dalam wajah indah dan harum atau mungkin muncul dalam wajah buruk dengan bau busk yang meloyakan?? persoalan yang sukar dijawab. tiada satupun ramalan yang tepat dapat menggambarkan keadaan sebenar di alam kubur kelak...

Mati itu sakit...ibarat dikupas kulit dari jasad hidup-hidup...hanya ihsan dan rahmat Allah dapat melepaskan kita dari seksa kematian...lebih penting lagi menyelamatkan kita dari azab di kubur, di Masyar mahupun neraka...bagi orang-orang yang beriman, para syuhada', pejuang agama yang terpilih, kubur itu ibarat taman dari taman-taman syurga. Maka bergembiralah dan bahagialah mereka di sana sementara menanti dibangkitkan pula pada yaumul hisab kelak. Setelah bersusah payah di dunia, berpenat lelah dengan amal dan ibadah, kubur menjadi tempat rehat yang nyaman bagi mereka. Tetapi, bagi orang-orang fasik, dan musyrik, kubur itu ibarat lubang dari lubang-lubang neraka yang mengerikan. Maka duduklah mereka dalam azab sehingga dibangkitkan pula untuk menerima azab yang lebih pedih di akhirat nanti.

Ya Tuhanku, seandainya aku dipanggil menghadapmu kala waktu terdekat ini, izinkan aku pergi dalam keadaan sedang berbakti untuk agamaMu...dalam perjuangan dakwah yang suci...jangan Kau panggil aku dalam keadaan aku sedang leka dengan hiburan dunia atau lalai dalam lagha...Ya Rabb, terlalu sedikit amal ibadahku, terlalu kurang sedekahku, solatku...entah diterima entah tidak..puasaku, entah mencapai piawaianMu entah tidak...lalaiku, lebih banyak dari insafku...ingkarku, lebih banyak dari taatku...Allah...bagaimanakh nasibku ketika menghadapMu kelak? Entahkan Engkau sudi memandang wajahku entahkan tidak...Allah...Allah..

Menanti Di BArzakh
Kumpukan Far East


Ku Merintih, Aku Menangis,
Ku Meratap, Aku Mengharap,
Ku Meminta Dihidupkan Semula,
Agar Dapat Kembali Ke Dunia Nyata,

Perjalanan Rohku,
Melengkapi Sebuah Kembara,
Singgah Di Rahim Bonda,
Sebelum Menjejak Ke Dunia,
Menanti Di Barzakh,
Sebelum Berangkat Ke Mahsyar,
Diperhitung Amalan,
Penentu Syurga Atau Sebaliknya,

Tanah Yang Basah Berwarna Merah,
Semerah Mawar Dan Jugak Rindu,
7 Langkah Pun Baru Berlalu,
Susai Talkin Penanda Syahdu,
Tenang Dan Damai Di Pusaraku,
Nisan Batu Menjadi Tugu,
Namun Tak Siapa Pun Tahu Resah Penantianku,

Terbangkitnya Aku Dari Sebuah Kematian,
Seakan Ku Dengari,
Tangis Mereka Yang Ku Tinggalkan,
Kehidupan Disini Bukan Suatu Khayalan x2
Tetapi Ia Sebenar Kejadian x2

Kembali Oh Kembli,
Kembalilah Kedalam Diri,
Sendirian Sendiri,
Sendiri Bertemankan Sepi,
Hanya Kain Putih Yang Membaluti Tubuhku,
Terbujur Dan Kaku,
Jasad Terbujur Didalam Keranda Kayu,

Ajal Yang Datang Di Muka Pintu ,
Tiada Siapa Yang Memberi Tahu,
Tiada Siapa Pun Dapat Hindari,
Tiada Siapa Yang Terkecuali,
Lemah Jemari Nafas Terhenti,
Tidak Tergambar Sakitnya Mati,
Cukup sekali Jasadku Untuk Mengulangi,

Jantung Berdenyut Kencang,
Menantikan Malaikat Datang,
Mengigil Ketakutan Gelap Pekat Dipandangan,
Selama Ini Diceritakan
Kini Aku Merasakan
Dialam Barzakh Jasad Dikebumikan

Ku Merintih, Aku Menangis,
Ku Meratap, Aku Mengharap,
Ku Meminta Dihidupkan Semula,
Agar Dapat Kembali Ke Dunia Nyata

Tuesday, June 2, 2009

The Enchanted 3rd of June...


Happy 5th anniversary, my darling!
All I am is yours, as you are mine.
Perhaps the years erode the boundary line;
Perhaps the fortune fades into the feeling.
Yet we are will, though often not quite willing,
As this year's choice becomes the next year's wind.
Nor without love could we endure the time
Needed to bestow so great a blessing.
In choosing love, unburdening desire,
Viewing passion as a gift to give,
Embracing as we long to be embraced,
Remaining where we would someone remain:
So do we tend both equally the fire
As each becomes the one one needs to live,
Replacing what can never be replaced,
Yearning for what comes again, again.
Thank you for the 5 happening years.
Happy anniversary my dear...